Pengertian Sosiologi Secara Etimologis Dan Berdasarkan Para Ahli
Pengertian Sosiologi Secara Etimologis dan Menurut Para Ahli
Pengertian Sosiologi Secara Etimologis dan Menurut Para Ahli |
Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com
Hallo sobat Edukasi Lovers,senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya sanggup membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Pengertian Sosiologi Secara Etimologis dan Menurut Para Ahli
Berikut Pembahasannya
Secara etimologis, kata sosiologi berasal dari dua kata, yaitu socious (bahasa latin) yang berarti “teman” dan logos (bahasa Yunani) yang berarti “ilmu, kata, perkataan, atau pembicaraan”.Secara harfiah, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari ihwal pertemanan.Pengertian tersebut sanggup diperluas menjadi ilmu pengetahuan yang mempelajari ihwal pergaulan hidup insan dan masyarakat.Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil ajaran ilmiah dan sanggup dikontrol secara kritis oleh masyarakat umum.Auguste Comte sering disebut sebagai Bapak Sosiologi lantaran ia ialah orang yang memakai istilah sosiologi pertama kali dan mengkaji sosiologi secara sistematis sehingga ilmu sosiologi melepaskan diri dari filsafat dan berdiri sendiri semenjak pertengahan kala ke-19.Menurut Auguste Comte, sosiologi merupakan potongan ilmu pengetahuan dari rumpun ilmu sosial (social sciences), yang mempelajari aturan dan mengatur kehidupan sosial.Kehidupan sosial berkembang sesuai dengan perkembangan intelektual masyarakat.
Auguste Comte menyebutkan ada tiga (3) tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya.Ketiga tahap tersebut ialah sebagai berikut.
1) Tahap Teologis, yaitu tahap di mana tingkat ajaran insan yang menganggap bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa.Hal ini disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
2) Tahap Metafisis, yaitu tahap di mana insan menganggap bahwa di dalam setiap tanda-tanda terdapat kekuatan atau inti tertentu yang sanggup diungkapkan.Hal ini disebabkan adanya kepercayaan bahwa setiap harapan terkait pada realitas tertentu dan tidak ada perjuangan untuk menemukan aturan alam yang seragam.
3) Tahap Positif, yaitu tahap di mana insan mulai berpikir secara ilmiah.
Rintisan Auguste Comte disambut hangat masyarakat, tampak dari tampilnya sejumlah sosiolog dari Eropa, antara lain Pitirim A. Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, George Simmel, dan Max Weber.Mereka berjasa besar dalam menyumbangkan bermacam-macam pendekatan untuk mempelajari masyarakat yang mempunyai kegunaan bagi perkembangan sosiologi.
Pemikiran Auguste Comte diteruskan oleh filsuf sosial Inggris, Herbert Spencer (1820-1903).Ia sangat dipengaruhi oleh biolog penggagas wangsit evolusi sebagai proses seleksi alam, Charles Darwin (1809-1882), dengan memperlihatkan bahwa perubahan sosial pun merupakan proses seleksi.Masyarakat berkembang dengan paradigma Darwinian terdapat proses seleksi dalam masyarakat atas individu-individunya.
Secara sederhana, sosiologi diartikan sebagai ilmu ihwal masyarakat.Dalam praktiknya, sosiologi berarti studi ihwal masyarakat dipandang dari segi tertentu.Auguste Comte, Herbert Spencer, maupun pendiri lainnya, menekankan masyarakat sebagai unit dasar analisa sosiologis, sedangkan pelembagaan dan interrelasi antarlembaga itu merupakan subunit dari analisa.
Para sosiolog modern mendefinisikan sosiologi sebagai suatu “ilmu pengetahuan yang membahas kelompok-kelompok sosial” dan “studi mengenai interaksi-interaksi insan dan interrelasinya”.Oleh lantaran itu, sentra perhatian sosiologi ialah tingkah laris manusia, baik secara individual maupun secara kolektif (lebih banyak segi kolektifnya) dan relasinya dengan masyarakat.Jadi, sosiologi merupakan studi mengenai tingkah laris insan dalam konteks sosial.
Seiring dengan perkembangan sosiologi, para hebat telah menawarkan definisi sosiologi dengan sudut pandangnya masing-masing, di antaranya ialah sebagai berikut.
1) Emile Durkheim, menyatakan sosiologi ialah ilmu yang mempelajari fakta sosial, yaitu fakta ihwal cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu yang mempunyai kekuatan untuk mengendalikan individu tersebut.
2) Max Weber, menyampaikan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
3) Pitirim A. Sorokin dalam Soerjono Soekanto (1982) menyampaikan bahwa sosiologi ialah ilmu yang mempelajari:
a) Hubungan dan efek timbal-balik antara gejala-gejala sosial, misalnya, antara tanda-tanda ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, aturan dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan sebagainya;
b) Hubungan dan efek timbal-balik antara tanda-tanda sosial dengan gejala-gejala nonsosial (misalnya, tanda-tanda geografis, biologis, dan sebagainya);
c) Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial.
4) Joseph Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi ialah ilmu yang mempelajari korelasi antara insan dalam kelompok-kelompok.
5) J.A.A. van Doom dan C.J. Lammers beropini bahwa sosiologi ialah ilmu pengetahuan ihwal struktur dan proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
6) William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff beropini bahwa sosiologi ialah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
7) Alvin Bertrand (1972) mengemukakan bahwa sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari dan menjelaskan korelasi antarmanusia (human relationship).
8) Herbert Spencer mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat.
9) Allan Jhonson (1992) mendefinisikan sosiologi ialah ilmu yang mempelajari kehidupan dan sikap sosial, terutama berkaitan dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut memengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya memengaruhi sistem tersebut.
10) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi ialah suatu ilmu yang mempelajari stuktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial.Struktur sosial ialah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial, dan lapisan-lapisan sosial.Proses sosial ialah efek timbal balik antara aneka macam segi kehidupan bersama.Misalnya, efek ekonomi terhadap politik, agama terhadap ekonomi, aturan terhadap agama, dan sebagainya.Perubahan sosial ialah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial.
11) Soerjono Soekanto (1985) mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu sosial yang menimbulkan masyarakat sebagai objeknya.Ilmu ini bersifat empiris, teoritis, kumulatif, dan nonetis.Ilmu ini disebut nonetis lantaran pakar cenderung menimbulkan ilmu ini sebagai keilmuan yang bebas nilai (value free science).
Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Pengertian Sosiologi Secara Etimologis dan Menurut Para Ahli.Semoga sanggup bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan blog ini menjadi lebih baik.Jika ada permintaan,pertanyaan,kritik,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…
Comments
Post a Comment